Saturday, August 3, 2013

Pendakian ke Gunung Rinjani (1)

Perjalanan mendaki gunung Rinjani bersama dengan teman teman sekantor ini dimulai di hari kamis pagi. Dari bandara soekarno hatta, kami naik pesawat Lion Air pukul 5 pagi menuju Lombok. Dengan perbedaan waktu satu jam, kami tiba di Lombok pukul 8 pagi waktu indonesia tengah.
diatas Lombok

Bandara Internasional Lombok yang berada di daerah yang bernama Praya, Lombok Tengah ini masih kelihatan baru dan bagus. Tanahnya juga luas sangat memungkinkan untuk dikembangkan lagi menjadi lebih besar. Namun satu yang menarik perhatian adalah di teras bandara banyak masyarakat yang duduk duduk sekedar memperhatikan para traveller lalu lalang. Bahkan di parkiran, terdapat orang orang yang berjualan menyerupai pedagang kaki lima. Benar yang diinfokan selama ini. Mereka ingin melihat indahnya bangunan dan susasana keramaian, apalagi dulu bandara itu merupakan tanah mereka. Agak sedih sebenarnya melihat kenyataan seperti ini.
Posisi bandara Praya ini sebenarnya dekat dengan Pantai Kuta yang indah. Namun karena tujuan utama kami adalah Gunung Rinjani, maka ke pantai kuta menjadi rencana terakhir kami sebelum pulang nantinya.
Kami telah ditunggu oleh teman yang bekerja di Lombok, dan teman kami bersama temannya sudah mempersiapkan segala belanjaan yang kami pesan sehingga kami dapat menghemat waktu.

Sebelum menuju Desa Sembalun, kami makan siang dulu. Setelah perjalanan sekitar satu jam, kami tiba di Rumah makan Sederhana Rarang di daerah Rarang Lombok Timur. Makanan khasnya ayam dengan bumbunya yang pedas. Mantap... kami pun makan lahap sebelum melakukan perjalanan panjang.
Rumah Makan Sederhana Rarang

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan sekitar 1-2 jam lagi menuju Desa Sembalun. Kami sempat berhenti di salah satu titik perjalanan untuk berfoto dan menikmati pemandangan yang indah. Dari sini saja, sudah kelihatan indahnya Kawasan Taman Nasional Rinjani...
Pemandangan bukit dan lembah yang indah
Sayangnya pada saat itu sedang ada kampanye pilkada bupati, sehingga banyak mobil yang berkampanye lalu lalang orasi ga jelas. Yang paling parah, kami lihat dengan mata kepala sendiri, mereka yang kampanye membuang sampah ke jalanan dari dalam mobilnya yang bagus yang ada logo partai berlambang mercy. Begini toh modelnya???

Setelah sampai Desa Sembalun, Lombok Timur, kami singgah dulu ke SDN 04 Desa Sembalun, desa di kaki rinjani,  untuk memberikan sumbangan buku buku bacaan perpustakaan. Hal ini memang sudah dipersiapkan sebelumnya. Walau sebenarnya hari kamis ini libur, tapi rumah salah satu gurunya ada di belakang sekolah tersebut.
SDN 04 Sembalun

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke pos pendaftaran di Rinjani. Tiket masuk untuk mendaki gunung adalah Rp. 2500 per orang.
Setelah berkemas kemas, melakukan perencanaan, dan berdoa, perjalanan pun dimulai. Kami bersembilan termasuk seorang guide, Mas Totok yang orangnya sangat friendly dan sudah pengalaman, serta memiliki hobi fotografi. Peralatan perang fotografinya mantap...
Pusat Informasi Rinjani

Perjalanan kami sesuai dengan peta pendakian Rinjani yang saya ambil di http://www.lombok-travelnews.com. Dimulai dari Desa Sembalun, dan berakhir di Desa Senaru. Gambar peta dibawah juga ada di Pusat Informasi Rinjani dalam bentuk miniatur.
Peta Pendakian Rinjani

Kami start sudah siang. Awalnya kami berencana untuk  nenda di pos 3, tapi tergantung situasi sajalah mana yang nyamannya.
Selama dalam perjalanan, pemandangannya luar bisa indah.
Dimulai dengan melewati area ladang penduduk. Setelah itu kami melewati aliran sungai yang airnya tidak ada lagi. Setelah berjalan meliuk liuk menaiki bukit, ada satu bukit yang kami lalui yang dipenuhi dengan sapi yang tiap sapinya ada loncengnya. Suara loncengnya bersahut sahutan...kerennn...

Kebun penduduk dan bukit sapi
Setelah melalui kebun sapi, kami melalui area tanaman keras dan pohon besar. Tapi itu tak lama. Setelah itu, pemandangan luar biasa pun mulai tampak. Hamparan padang yang luas dan langit yang cerah. Benar benar sangat indah. Perjalanan kami sebenarnya lumayan panjang dan melelahkan. Perjalanan didominasi naik dan turun bukit. Namun keindahan padang rumput seperti yang ada di film kartun anak anak Teletubbies membuat kami seperti tak merasakan lelah. Melihat pemandangan ini, saya teringat salah satu wallpaper microsoft windows bergambar padang rumput, tentu saja padang rumput rinjani jauh lebih indah.
Padang rumput menuju Pos 2

Akhirnya kami tiba di Pos 2 jam 5 sore lewat, kami memutuskan untuk nginap di pos dua saja. Tenda kami tepat di atas jembatan. Di bawah jembatan, ada sumber air namun kecil. Sepintas tak terlihat dan harus turun agak ke bawa.
Lokasi ini sangat indah. Dari bukit di dekat jembatan, gunung rinjani kelihatan dan pemandangan sangat indah. Gunung dan hamparan padang rumput. Indah sekali. Kami menikmati senja di sore hari dan fajar di keesokan paginya disini. Damai sekali.

Pemandangan dari Pos 2
Dan di malam hari, pemandangan bintang bintang benar benar indah. Terlihat hamparan galaksi Bima Sakti.
Saya masih saja selalu takjub melihat foto yang diambil teman saya Paulus ini. Tenda kami yang berada di atas jembatan, dinaungi oleh hamparan bintang bintang yang tak terkira banyaknya. Bahkan terkadang saya melihat bintang jatuh. Saya berdoa pada Tuhan agar kami selalu berada dalam lindunganNya.
pemandangan bintang di Pos 2

Keesokan harinya, jumat pagi, setelah sarapan, berkemas dan menikmati pemandangan, kami melanjutkan perjalanan. Ada beberapa pos yang kami lewati, dan juga pemandangan pemandangan yang menakjubkan selama dalam perjalanan. Di Pos 3 tempat kami sebentar beristirahat, banyak didiami oleh monyet. Mereka melakukan tindakan tindakan aneh yang mengundang tawa. Tapi tetap harus hati hati karena terkadang mereka mau mencuri makanan kita. Di pos 2 tempat kami menginap semalam, snack teman saya dicuri oleh monyet yang berjalan mengendap endap ke jembatan. Salahnya sendiri sepele terhadap monyet. Monyetnya pintar mencuri. Sudah layak menjadi anggota DPR...hahaha.....

Setelah itu perjalanan tetap didominasi naik turun bukit dan lembah dan hamparan padang rumput. Selalu saja berdecak kagum. Sebelum mencapai pelawangan, ada satu pemandangan yang cukup indah. Kita berjalan seperti menelusuri puncak bukit dan sedikit menanjak, jika melihat jauh ke depan seperti jalanan itu habis, mungkin menuju ke sorga karena indahnya hamparan langit. Tapi sampai di ujung, ternyata jalanan menurun dan mulai menemukan area perkemahan pelawangan. Selama dalam perjalanan, terkadang kabut menyergap sebentar dan setelah itu cerah kembali. Mungkin karena sudah berada di ketinggian, kabut sangat mudah menyergap perjalanan kami.
Perjalanan menuju Pelawangan

Akhirnya kami sampai di pelawangan di siang hari. Ini adalah lokasi terakhir tempat membangun tenda. Ketinggiannya sekitar 2300an meter. Dari sini kelihatan puncak rinjani yang berusaha akan digapai mulai malam nanti. Awalnya awan cukup tebal. Dan karena ketinggian lokasi pelawangan sudah berada di atas awan, danau tidak kelihatan. Namun kelamaan, awan bergerak dan akhirnya kelihatan danau segara anak di bawah. Disini terdapat juga mata air sehingga sangat membantu dalam perbekalan. Teman teman yang hobi fotografipun langsung mengeluarkan segala peralatannya. Di malam hari pun kami tetap dinaungi oleh milyaran bintang bintang. Indahnya ciptaan Tuhan.
Pelawangan
Sangat banyak turis asing yang berada di kawasan ini. Mungkin 50 persen dari pengunjung adalah wisatawan asing, kami sempat mengobrol dengan turis asing dari malaysia, eropa bahkan dari amerika latin. Keindahan Rinjani memang tiada tara. Pemandangan bintang di malam hari pun sangat menakjubkan. Setelah selesai makan malam, kami pun ngobrol kesana kemari, bercanda, menikmati indahnya bintang bintang, dan akhirnya istirahat untuk melanjutkan perjuangan ke puncak Rinjani jam 1 pagi nanti..

(bersambung)

No comments:

Post a Comment