Saturday, August 10, 2013

Pendakian ke Gunung Gede

Perjalanan mendaki ke gunung Gede ini sebenarnya mendadak. Awalnya ada teman yang berangkat ke gunung gede dan setelah turun memberi info bahwa edelweiss lagi mekar mekarnya. Akhirnya ada teman yang hobi fotografi mengajak kami untuk mendaki gunung gede. Persiapanpun dilakukan sesingkat mungkin.
Awalnya kami berencana untuk naik dan turun melalui track gunung putri. Namun karena ada teman yang ingin merasakan jalur Cibodas (walaupun memakan waktu yang lebih lama), akhirnya kami putuskan untuk naik dari jalur gunung putri dan turun dari jalur cibodas.

Gunung Gede merupakan bagian dari Taman Nasional Gede Pangrango. Gunung Gede dan Gunung Pangrango adalah dua gunung yang saling bertetanggaan. Jalur awalnya pun sama. Namun banyak orang memilih Gunung Gede karena pemandangan lebih baik di Gunung Gede dan ada hamparan padang rumput Surya Kencana yang indah. Dua track pendakian gunung gede yang terkenal adalah melalui jalur gunung putri dan cibodas. Kedua awal jalur tersebut berada di lokasi puncak kabupaten bogor. Untuk menuju desa gunung putri  melalui cipanas, masuk ke jalan tepat di samping istana presiden cipanas. Sementara bila naik dari cibodas, melalui kawasan wisata cibodas.
Akses menuju kesana juga mudah, bisa menggunakan angkutan umum menuju puncak dari bogor. Mungkin yang agak sulitnya adalah tidak ada angkutan umum dari tepi jalan raya cipanas menuju desa gunung putri. Jaraknya mungkin sekitar 10 km. Namun kita bisa menyewa angkutan umum atau menggunakan ojek motor.

Kami berencana naik sabtu pagi dan turun minggu malam. Perjalanan ini memang singkat. Karena kami naik mobil dari Jakarta, mobil harus diparkir dulu di Cibodas. Salah seorang teman kembali ke Cibodas memarkir mobil setelah mengantar kami dan perbekalan di gunung putri, dan kembali ke gunung putri menggunakan ojek motor. Tarif ojek motor dari cibodas ke gunung putri kalo ga salah 30 - 40 ribu.

Untuk mendaki gunung Gede, sebelumnya harus mendaftar dulu di pusat informasi Cibodas dengan biaya lima ribu per orang. Nah ketika hendak naik dari jalur gunung putri, maka kita akan melapor dulu ke pos informasinya dan menunjukkan bukti pembayaran. Selain itu juga diberikan briefing singkat. Salah satu point pentingnya adalah untuk saat ini mendaki gunung diwajibkan menggunakan sepatu tertutup. Selain itu harus menjaga kelestarian alam dengan tidak membuang sampah sembarangan, dilarang membuat api, dan juga tidak boleh membawa sabun, deterjen atau odol karena hal ini dapat mencemari sumber air yang cukup banyak di area gunung gede. Hal ini penting karena mata air dan sungai dari gunung gede merupakan sumber air untuk masyarakat Bandung, Jakarta dan sekitarnya.

Perjalanan kami mulai pukul 11 siang. Awalnya kami melalui perkebunan sayur milik masyarakat dan juga melintasi sungai kecil. Masyarakatnya memang banyak menanam sayur. Kami juga membawa brokoli dari desa gunung putri. Brokolinya segar segar, bahkan ada ulatnya yang membuktikan bebas pestisida..hehehe...
Setelah melintasi kebun sayur dan melewati gerbang gunung gede, mulailah memasuki hutan. Yang ada hanya pohon pohon besar dan lebat. Dari kejauhan terdengar suara ledakan yang bunyi secara rutin. Guide kami menjelaskan bahwa itu adalah meriam yang digunakan untuk mengusir babi hutan. Kalau tidak, babi hutan akan turun memakan dan menghancurkan ladang sayur warga. Guide kami juga bercerita kalau dulu dia lumayan sering berburu babi hutan menggunakan beberapa anjing. Dan ternyata susah juga menangkap babi hutan. Sering anjing menjadi korban. Dan kami pun bercanda andai ada seekor babi hutan yang kecil lewat dan bisa kami tangkap untuk dipanggang di gunung, pasti akan menjadi makan malam yang lezat...hahaha....
Kebun Sayur masyarakat di Desa Gunung Putri
Setelah melalui perkebunan, kami pun mulai memasuki kawasan hutan. Didahului dengan menjumpai gerbang masuk Taman Nasional Gede Pangrango. Gerbangnya hanya berupa tugu batu saja. Setelah itu kami hanya menjumpai hutan hutan yang lebat dan lembab.
Gerbang Taman Nasional Gede Pangrango dari desa gunung putri

Awalnya kami berencana untuk makan siang yang sudah kami bawa di pos yang bernama Buntut Lutung. Namun karena track yang terus menanjak dan teman juga mulai lapar, akhirnya kami makan di pos Legok Lenca, tepat satu pos sebelum Pos Buntut Lutung. Teman kami mengeluarkan trangianya, dan akhirnya kami juga ngopi disini. Setelah selesai makan siang, kami pun melanjutkan perjalanan. Setelah berjalan sekitar satu jam, kamipun melewati pos Buntut Lutung. Kami sudah terbagi kedalam 3 kelompok karena yang dibelakang berjalan agak lambat karena salah seorang teman kami lututnya agak bermasalah setelah cukup lama tidak mendaki lagi. Setelah itu, kami ada melewati dua pos lagi yaitu Lawang Seketeng dan Simpang Maleber. Untuk diketahui, pos pos yang tadi dilewati tidak ada bangunannya. Kebanyakan hanya berupa area yang agak datar dan sedikit lebar untuk dapat beristirahat. Di beberapa pos hanya terdapat sisa sisa fondasi bangunan pos.

Saya lupa ketika di area mana hujan mulai turun. Hujan yang turun benar benar lebat. Untunglah kami  membawa jas hujan lengkap, ditambah dengan hutan yang lebat, air hujan tidak langsung membasahi kami sehingga masih bisa berjalan terus walau lambat. Track menjadi becek dan sepatu saya mulai basah. Setelah berjalan dengan track yang terus menanjak dan diguyur hujan, akhirnya kami seperti keluar hutan. Kami melihat padang yang benar benar luas. Inilah yang disebut Alun Alun Surya Kencana. Padangnya begitu luas dimana tumbuhan hanya edelweiss dan rerumputan. Sementara di sebelah kiri dan kanan ada gunung dan bukit yang lebat. Seperti berada di sebuah lembah dibentengi oleh gunung dan bukit. Ketika keluar hutan, kita akan belok ke kanan menyusuri padang rumput yang panjang. Karena bila ke sebelah kiri, padang rumputnya akan berakhir dengan jalanan menurun yang curam seperti jurang. Kalau dilihat dari kejauhan, seperti menuju ke awan. Kami berjalan menyusuri padang rumput surya kencana mungkin sekitar 2 km. Akhirnya kami membuat tenda di surya kencana namun agak merapat ke tepi pepohonan untuk menghindari angin. Ada beberapa tenda lain disana, tidak banyak pendaki karena sedang bulan puasa. Enaknya disini adalah ada aliran sungai dan mata airnya sehingga tidak kesulitan dalam hal logistik. Kami sampai sekitar jam setengah 5 sore. Pada saat tiba di surya kencana, muncul lagi hujan yang agak deras untunglah hanya sebentar saja. Dan setelah itu, muncullah pelangi yang indah. Ujung busur pelanginya berada di surya kencana. Indah sekali. Bahkan ada pelangi satu lagi kelihatan samar sehingga ada dua busur pelangi. Kami mendapat bonus setelah hujan..hehehe....
Pelangi di Surya Kencana
Cuaca pun semakin dingin, apalagi karena hujan cukup lebat. Kabut awan pun sering turun di surya kencana. Di malam hari, bintang bintang pun terlihat sangat jelas. Suasana hutan benar benar hening dan damai.
Setelah selesai makan dan mengobrol sebentar, kami pun tidur. Kami berencana untuk tidak mengejar sunrise di puncak yang hanya tinggal sejam perjalanan lagi karena prediksi kami sunrise tidak akan tampak karena cuaca yang didominasi hujan.

Keesokan paginya, kami bermain di area surya kencana. Teman saya sibuk dengan fotografinya, sementara saya dan teman mencoba mengeskplor surya kencana dengan terus berjalan ke kanan. Ternyata padang rumput ini berakhir dengan jalanan menurun curam seperti jurang menuju hutan. Kami pun kembali. Sangat indah menyaksikan hamparan edelweiss yang lagi mekar. Di satu tempat, terdapat batu batu yang disusun empat lima buah. Kalau dari kejauhan terlihat seperti patung patung batu.
Teman saya bercerita, ketika tidur, selain mendengarkan suara mendengkur teman yang lain dan juga saya yang katanya sempat mendengkur (padahal saya sangat jarang mendengkur), dia sempat mendengar suara kuda meringkik. Memang itu menjadi bagian misteri di surya kencana ini. Mungkin saja rombongan kereta kuda raja sedang melintasi surya kencana. Jika ingin tahu cerita legenda mengenai surya kencana, cari saja di Internet. hehehe...
Alun-alun Surya Kencana
Setelah selesai sarapan dan berkemas, kami pun kembali berjalan. Perjalanan menuju puncak tidak lama. Bagi yang berjalan cepat, mungkin 30 menit juga bisa sampai. Tracknya batu batuan sudah tersusun baik seperti anak tangga. Namun susunan tangga yang terus menanjak ini cukup menguras energi. Ketika berjalan menyusuri bebatuan anak tangga ini, saya berpapasan dengan satu orang bapak dan seorang putrinya yang masih berusia mungkin 5-6 tahun. Pada saat itu putrinya mengeluh capek, tapi si Bapak malah memaksanya naik dan mengatakan akan meninggalkannya bila terus terusan capek. Tapi putrinya tidak menangis, dan mulai jalan lagi. Hebat sekali. Mungkin putrinya ingin dididik jadi atlet. Mental anak itu sangat kuat untuk seusianya. Ketika sedikit lagi saya dan teman saya mencapai puncak, kami mendengar teriakan si anak tersebut "Ommm..., masih jauh ga puncaknya?" Teman saya teriak "Sedikit lagiiii...." kamipun saling tertawa....Dan tentunya anak tersebut juga berhasil sampai di puncak.
Menanjak ke Puncak
Akhirnya kami sampai di puncak. Ketinggian tertinggi Gunung Gede di 2.958 diatas permukaan laut. Benar prediksi kami, kata pendaki yang lain, sunrise tidak kelihatan di pagi hari. Kami cukup lama di puncak beristirahat dan mengobrol. Dari puncak kelihatan puncak gunung Pangrango yang berada di sebelahnya dan hamparan hutan dan perbukitan yang luas. Selain itu kami bisa melihat alun alun surya kencana yang kami lintasi kemarin. Dan tentu saja kawah gunung gede yang besar sekali. Masih terlihat asap belerang yang keluar dari punggung kawah. Gunung ini memang masih aktif. Kabut awan menutupi sebagian besar area kawah dan pemandangan. Cukup lama kami menunggu agar cuaca menjadi lebih cerah.
Puncak Gede
Setelah itu kami pun pulang melalui jalur Cibodas. Kami menyusuri tepian puncak gunung gede yang panjang. Perjalanan terus menurun didominasi akar akar pohon, bebatuan, dan tanah keras. Harus hati hati agar tidak terpeleset. Kami beberapa kali berhenti. Lutut teman saya sudah bermasalah sepertinya. Setelah berjalan panjang, kami bertemu dengan turunan yang curam yang sering disebut dengan tanjakan setan. Ada tali yang disiapkan disitu. Salah seorang teman saya yang sudah bermasalah lututnya menggunakan jalur alternatif yang ada di dekat tanjakan setan ini. Dan lucunya, malah dia yang duluan sampai di bawah daripada kami yang harus menuruni tanjakan setan ini. Tanjakan setan ini merupakan tanjakan bebatuan yang curam sehingga harus menggunakan tali yang sudah ada sebagai pegangan. Setelah melalui tanjakan setan, kami pun berjalan kembali. Tracknya berupa tanah melintasi pepohonan lebat dan basah. Tidak terlalu menguras tenaga karena struktur tracknya berupa lintasan tanah yang rapi dan turunan landai. Sampai akhirnya tracknya berupa susunan anak tangga yang disusun dari bebatuan. Sepintas seperti menuruni anak tangga, tapi cukup pegel juga terus seperti itu. Kami menemukan pertigaan untuk mendaki menuju gunung Pangrango. 
Hutan yang lembab, Tanjakan Setan, dan pertigaan ke Gunung Pangrango
Tak berapa lama kemudian, kami tiba di Pos Kandang Badak. Disini kami berencana masak untuk makan siang. Disini juga tersedia mata air yang baik. Sedang dibangun juga sebuah pos yang bagus, mungkin untuk tempat beristirahat. Kami kelamaan beristirahat dan makan siang disini, baru berangkat pukul setengah empat sore.

Pos Kandang Badak
Jalanan yang kami lintasi adalah track bebatuan yang sudah disusun rapi. Track ini memang sudah diatur sedemikan rupa. namun kaki saya lama kelamaan sakit juga karena terkadang memijak sudut batu yang runcing walau menggunakan sepatu. Dimulai dari sini akan banyak ditemukan aliran sungai, air terjun, air panas yang membuat kita ingin berlama lama disana. Kami berhenti di sebuah air terjun yang dingin untuk berfoto. Kemudian berhenti lagi di air panas. Disini beberapa orang berendam air hangat. Setelah itu kami melalui air panas yang turun dari tebing bebatuan dan kita melintasinya. Seperti melintasi air terjun panas yang kecil. Asap putih pun mengepul seperti sauna. Keren sekali. 
Air Terjun


Air Panas
Setelah melalui itu semua, terkadang akan ditemukan aliran aliran sungai di dekat track perjalanan kita. Sangat banyak anak sungai. Air air inilah yang turun terus sampai menyuplai air untuk Bandung dan Jakarta. Akhirnya sudah jam 6 sore. Setelah melewati beberapa pos, tak terasa malam sudah menyambut. Senter dinyalakan. Saya berkata kepada teman saya, kenapa kita selalu hobi bertemu dengan malam kalau turun gunung. Teman saya pun tertawa. Pendakian saya sebelumnya bersama dengan beberapa teman yang sama ke Rinjani dan Semeru memang selalu berjalan pulang sampai malam hari. Setelah berjalan beberapa waktu, kami bertemu dengan pos yang baik dan masih baru. Disini juga persimpangan jalan menuju air terjun Cibeureum. Air terjun ini merupakan salah satu objek wisata bila naik dari Cibodas. Air terjunnya cukup besar. Karena sudah malam, tidak mungkin lagi kami kesitu. Kami lanjutkan perjalanan, mungkin sekitar 1 jam lagi. Di perjalanan kami melewati area pusat penelitian burung, dan juga pepohonan besar yang menjadi bagian penelitian. Kawasan ini memang menjadi kawasan para peneliti. Akhirnya saya bersama dua orang teman saya sampai di pos informasi cibodas sekitar jam setengah delapan malam. Tiga teman saya yang lain sampai sekitar 30 menit kemudian. Kami beristirahat disini sambil mengobrol dengan penjaga posnya. Ada spanduk besar tertulis bahwa kawasan Taman Nasional Gede Pangrango akan tutup selama bulan Agustus untuk umum untuk konservasi. Hal ini memang rutin dilakukan setiap tahun untuk menjaga kelestarian alam dan juga memperbaiki track pendakian. Saya berkata dalam hati seharusnya hal ini dilakukan juga di kawasan Pendakian Gunung Semeru. Gunung Semeru semakin kotor saja semenjak semakin banyaknya jumlah pendaki akibat boomingnya film 5cm. Para pendaki sering kali hanya sebagai penikmat alam, tidak mencintai dan memelihara. Lama kelamaan kawasan hutan pun semakin kotor. Setelah itu kami berjalan menuju parkiran Cibodas. Memakan waktu sekitar 20 - 30 menit. 

Setelah melewati gerbang area Taman Nasional, kami melewati area padang golf. Sebenarnya agak bertanya tanya juga, seberapa pentingkah padang golf di area konservasi seperti ini. Akhirnya kami sampai juga di parkiran dan beristirahat di salah satu warung yang banyak berderet disana. Beberapa teman juga menyempatkan mengambil foto bintang bintang. Perjalanan melalui jalur Cibodas ini memang memakan waktu yang jauh lebih lama karena turunannya lebih landai. Namun yang enak adalah karena Cibodas merupakan tempat wisata, banyak warung dan sangat dekat ke jalan raya puncak. Orang sering ke Cibodas ini untuk ke Kebun Raya atau tracking ke air terjun Cibeureum.
Akhirnya kami memutuskan untuk makan kambing dulu ke restoran di Puncak Pass. Setelah kenyang, akhirnya kami turun ke Jakarta kembali ke kediaman masing masing.

Thanks untuk Bro Firman, Bro Mike, Bro Boni A'to, Bro Mahendra, dan Bro Untung. Walau perjalanan singkat, tapi terasa menyenangkan dan juga mengenyangkan. Bekal dan masakan kita enak enak..hehehe....Thanks juga untuk foto fotonya :)

NB: Untuk informasi lebih lengkap mengenai Taman Nasional Gede Pangrango, dapat mengakses ke web resminya di www.gedepangrango.org


10 comments:

  1. terima kasih sudah berbagi pengalaman sob...

    ReplyDelete
  2. saya berharap bisa melihat ladang edelweiss di gede -___-

    ReplyDelete
  3. bang jarak dari jalur gunung putri ama cibodas jauh ga bang? trus kalau buatturun kira2 brapa jam yak? :D

    ReplyDelete
  4. Kalu lewat jalur ini,, apa bener disepanjang jalur banyak yg jual nasi?? trims.

    ReplyDelete
    Replies
    1. katanya sih begitu... cuman waktu saya naik gunung gede pas puasa, jadi ga ada yang jualan bahkan sepi pendaki.

      Delete


  5. Mulai sekarang Indonesia Ride Adv Menyediakan angkutan khusus Pendaki dan rafting yang ingin mendaki Gng gede pangranggo dengan Bus Travelo Berkapasitas 12 penumpang dan BerAC dengan tarif sederhana

    jakarta -Cibodas Rp 600,000
    Cibodas jakarta Rp.600,000
    Jakarta -Citarik Rp,900,000
    Citarik -Jakarta Rp.900.000

    Bila DiCarter 24 jam jakarta -Cibodas PP
    Rp.1,100.000

    jakarta Citarik PP
    Rp 1,600,000

    Carter Tidak termasuk Tiket Tol dan makan Pengemudi

    untuk Info Hub .imorally@gmail.com
    0817162552-Pin 269775A4

    ReplyDelete