Thursday, May 23, 2013

Perjalanan ke Makassar (TN Bantimurung, Losari dan sekitarnya), Tana Toraja, dan Tanjung Bira (2)

Saya turun dari pete pete di jalan perintis kemerdekaan sekitar km 12. Kemudian menyeberang menuju pool bus Bintang Prima. Sebenarnya pool bus ini juga dilewati oleh bus DAMRI dari bandara Sultan Hasanuddin. Tetapi bila ingin langsung dari bandara, pastikan dulu kepada petugas DAMRI nya apakah mau untuk menurunkan penumpang di pool bus Bintang Prima. Harga tiket bus DAMRI nya 20 ribu rupiah.
Sebenarnya ada banyak bus eksekutif menuju Toraja dan daerah lain dari Makassar. Ada Manggala, Pelangi, Litha, Alam Indah, dll. Rata rata jenis bus nya sama dan tarifnya juga mirip.

Bus bintang prima ini juga tidak hanya menuju Toraja. Tapi juga ke Palopo, Mamuju dan lainnya.Mereka memiliki dua jenis bus. Scania atau Air suspension. Tarifnya beda 20 ribu, saya tak tahu apa bedanya, tapi ketika saya tanyakan apa bedanya, pegawainya mengatakan, yang satu mobil import, tapi pelayanannya sama. Semakin tak mengerti. Saya ambil yang paling murah saja 110 ribu. Ternyata benar benar bus eksekutif. Dikasi guling, selimut, sederet hanya dua orang, lebar, dan ada bantalan untuk kaki. Kita benar benar bisa tidur nyenyak di dalam bus.Bus saya berangkat jam 21.30, ada juga bus yang berangkat pagi.. Sebelumnya saya makan dulu disekitar pool yang banyak tersedia rumah makan.
Nah... saya catat nomor telepon pool bintang prima yang tertera di dinding kantornya.
Ticket Bintang Prima dapat dibeli di: Jl. Perintis Kemerdekaan KM.12 (depan linud "ryder 700" - samping plaza kedaung), Tlp: 085242878266 / (0411) 2122232 -disini tempat saya berangkat ke toraja- , ada juga di jl. kijang no.8F (samping SMK 8, sudut jl. batu putih), Tlp: (0411) 879554 / (0411) 3821443, dan satu lagi di Jl. Urip Sumoharjo No. 306 (depan kantor gubernur), Tlp: (0411) 3840277.
Penumpang arah ke Toraja cukup banyak. jadi disarankan booking saja sehari sebelum keberangkatan untuk mencegah tempat duduk habis.
Setelah bus berangkat, ada hal yang cukup aneh saya rasa. Bus ini diharuskan masuk terminal makassar, dan penumpangnya harus turun untuk membayar Rp.500 per orang sebagai retribusi terminal. Setelah itu kita naik bus kembali. Ada ada aja...

Dan akhirnya saya sampai di pool Bintang Prima di Toraja sekitar jam setengah 7 pagi. Nama kota ini Rantepao. Ini salah satu kota turis juga. Sangat banyak turis asing berkeliaran disini. Turun dari bus, sempat bingung sebentar. Pool bus bintang prima sendiri baru buka pukul 8 pagi. Akan banyak tukang ojek menawari jasa untuk mengantar. Tapi tenang tenang saja dulu. Lokasi tempat pemberhentian ini tepat di pusat kota.

Nah, karena ke Toraja adalah wisata budaya, sebaiknya kita menggunakan jasa guide. Jika tidak, maka perjalanan ini seperti wisata kuburan. Tapi kalau misalnya kita tidak ingin menggunakan jasa guide, kita bisa rental sepeda motor di kisaran harga Rp.60 ribu sampai Rp.80 ribu per hari ke tukang ojek yang banyak di jalan tersebut. Sepertinya kita ga akan tersesat bila naik sepeda motor di Toraja. Selain banyak petunjuk jalan, orang orang disana juga ramah untuk sekedar memberitahukan arah jalan. Bila ingin diantarkan oleh ojek tersebut, tinggal ditambahin saja sekitar rp. 100 ribu sampai 120 ribu.
Nah, jika menggunakan jasa guide, biasanya tarifnya sekitar rp.300 ribu untuk satu grup per hari. Biasanya guide ini akan menjelaskan budaya toraja dan latar belakang tempat yang akan dikunjungi. Jika beruntung seperti saya, maka guide akan mengantar kita ke pesta rambu solo (pesta adat orang yang sudah meninggal), yang tidak selalu ada setiap hari. Biasanya guide sudah tau, dimana tempat yang akan diadakan pesta rambu solo.

Ketika saya sedang mencoba mencari sepeda motor, saya didatangi oleh seorang Bapak yang sangat ramah, yaitu Pak Usman. Ternyata Pak Usman adalah guide resmi. Beliau menawarkan jasa menjadi guide sekaligus menggunakan sepeda motornya. Setelah buka harga di rp.300 ribu, akhirnya karena saya seorang diri dan mungkin kasian melihat saya, beliau berkenan untuk menurunkan harga menjadi 200 ribu plus ongkos bensin motor 10 ribu. Tapi beliau berpesan bahwa, biasanya kisaran harga guide adalah rp.250 ribu - rp.300 ribu/ hari.
Saya mengutarakan niat saya ingin ke lokasi wisata yang sudah terkenal seperti kete kesu, lemo, dan londa. Kemudian Bapak tersebut menawarkan agar kami mendatangi pesta rambu solo di salah satu desa. Wah, kebetulan. Beruntung saya, tanggalnya tepat.
Akhirnya Pak Usman sendiri yang mengatur rencana perjalanan saya dari pagi sampai sore di hari tersebut.

Sebelumnya Pak Usman mengantar saya ke restoran di lokasi sekitar yang banyak bule nongkrong disitu. Baiknya, restoran punya kamar mandi yang biasa digunakan untuk pelancong seperti saya untuk membersihkan diri. Terima kasih.hehehe... Saya pun memesan sarapan pisang goreng keju dan kopi Toraja. Satu teko kopi tersebut sekitar 3 gelas saya telan semuanya..hahaha... Setelah sarapan, badan langsung segar kembali. Kayaknya efek dari kopi juga.
sarapan dengan kopi toraja

Perjalanan pertama langsung menuju perkampungan Toraja. Banyak sekali rumah adat toraja yang disebut Tongkonan. Hampir dihalaman rumah penduduk, selalu memiliki Tongkonan. Kami singgah sebentar di lokasi dimana sedang dibangunnya rumah adat dan persiapan menjelang pesta adat Rambu Solo. Pesta adat untuk persiapan penguburan. Jenajahnya sendiri berada di rumah keluarga tersebut. Mereka sudah mempersiapkan acara ini selama 3 bulan. Sudah pasti pesta besar akan terjadi nantinya.
Persiapan pesta rambu solo
Setelah itu kami juga singgah di lokasi dimana di tempat itu sudah beberapa kali diadakan pesta adat oleh keluarga tersebut. Itu ditandai dengan banyaknya tanduk kerbau di Tongkonan mereka. Menurut penjelasan guude saya, orang orang tua Toraja akan sangat senang bila anaknya atau keturunannya menjanjikan bila orang tuanya akan meninggal akan diadakan pesta adat. Hal itu lebih senang didengar oleh orang tua mereka daripada pemberian sebuah mobil. hehehe.. Hal ini dikarenakan ada kebanggaan sebagai orang tua mereka untuk diadati, dan memberi makan orang lain ketika upacara adat tersebut. Selain itu, menurut kepercayaan mereka dulu, upacara adat akan melapangkan jalan mereka menuju dunia akhirat atau surga.
Tongkonan dengan banyak tanduk kerbau
Didaerah ini juga terhampar sawah, dan dikejauhan nampak bukit dan gunung. Terlihat hijau dan udaranya segar. Nyaman sekali. 
Hamparan sawah dan pebukitan di kampung adat Toraja

Kami terus melaju dan akhirnya sampai di lokasi yang disebut Kalimbuang Bori. Di tempat ini banyak sekali tugu batu berdiri. Jadi, setiap mereka melakukan ritual adat penguburan leluhur mereka, selalu ditanam satu tugu batu. Melihat banyaknya tugu batu disini, sudah pasti, ritual ini sudah berjalan ribuan tahun. Selain itu, batu batu besar banyak dipahat dan dilubangi untuk dijadikan tempat masuk peti mati. Mereka memasukkan peti mati ke dalam batu batu besar yang dipahat dan dilubangi. di lokasi ini dikenakan karcis 10 ribu rupiah.
Kalimbuang Bori
Setelah dari sini, kami menuju ke lokasi acara pesta adat Rambu Solo. Pesta adat untuk mengantarkan jenajah ke kuburnya setelah sempat didiamkan beberapa lama di rumah untuk mempersiapkan pesta ini. Ada beberapa bule yang juga merekam acara adat ini. Sangat banyak babi dan kerbau bertebaran di lokasi pesta. Karena memang itu bagian dari upacara adat ini. Peti jenajah diletakkan di keranda khusus yang tinggi sehingga semua orang bisa melihat peti tersebut. Warna baju didominasi warna hitam kecuali pembawa acara berwarna putih. Menurut guide kami, hanya orang tertentu yang bisa jadi pembawa acara dan biasanya kemampuan itu turun temurun. Dan bayaran mereka cukup mahal.
Untuk membuat acara ini, pasti habis 100 juta keatas. Namun bila ada keluarga yang tak mampu membuat pesta, maka tetangga akan mengirimkan babi ataupun kerbau kepada keluarga yang mengadakan pesta, yang penting pesta adat bisa terlaksana. Hal itu nantinya menjadi utang yang dibayarkan bila keluarga yang memberikan babi atau kerbau tersebut akan mengadakan pesta adat dan keluarga yang memiliki utang tersebut sudah mampu untuk membayar. Disinilah letak kearifan lokal tersebut. Tak ada paksaan, yang ada tolong menolong.
Pesta Rambu Solo
Setelah puas melihat acara adat tersebut walau tidak selesai karena selesainya sampai sore, kami pun bergegas. Kami menuju desa Londa.
Di Londa kami tetap menikmati wisata yang bertemakan kuburan.hehehe...
karena Londa memiliki gua dan tebing tebing, seluruh jenazah keluarga disini dimasukkan ke dalam gua dan tebing tebing tersebut. Bahkan ada yang sampai jauh di atas. Banyak juga peti yang sudah lapuk. Biasanya keturunannya akan mengumpulkan kembali tulang belulangnya dan dimasukkan ke dalam peti kembali. Menurut guide kami, itulah sebabnya pemerintah daerah Toraja tidak perlu bingung memikirkan Taman Pemakaman Umum seperti di Jakarta..hahaha....
Banyak tengkorak berserakan. Baik di dalam gua, ataupun di gua di atas tebing. yang menarik, terdapat patung patung kayu yang menggambarkan orang orang yang sudah meninggal tersebut. Budaya yang sangat kreatif. setelah puas melihat lihat, kami pun bergegas dari sini. tiket masuk disini 10 ribu rupiah. cukup banyak juga penjual souvenir disini.
Londa
Pergi dari sini, kami sempat melintasi lokasi pasar yang diadakan setiap enam hari. Hari ini tidak ada pasar. Jika ada, maka ribuan kerbau akan diperdagangkan disini. Termasuk kerbau putih/albino yang harganya bisa mencapai ratusan juta.
Setelah itu kami bergegas ke desa yang bernama Lemo. Tetap dengan melihat budaya pemakaman Toraja. Disini beda lagi. Ada satu Dinding tebing yang cukup luas. Dan mereka memahat tebing tersebut menjadi lubang lubang yang bisa dimasuki peti mati. Nantinya keluarga yang meninggal dimasukkan ke dalam lubang lubang tersebut. Sangat hebat. Tentunya sangat mengasyikkan bila kita memiliki kesempatan menyaksikan acara pemasukan jenazah ke dalam lubang tersebut. Di daerah ini juga terlihat hamparan sawah dan bukit bukit. Sangat indah. Tiket masuk disini 10 ribu rupiah. Disini juga banyak penjual souvenir. Dari penjual kaos, kemeja, kain khas Toraja, pahatan benda benda kayu sampai pemahat patung manusia dari kayu. Saya membeli sebuah kaos.
Lemo
Karena kami sedikit lelah dan saya ingin membeli tenunan kain khas Toraja, guide saya Pak Usman membawa saya ke tempat temannya. Namanya Traditional Weaving Shop, toko tenun tradisional. lokasinya di dekat pusat kota di dekat lokasi gereja Toraja. Beruntung saya, karena bisa meminjam kamar mandinya untuk membersihkan diri dan b-a-b, hehehe... Kami juga diberikan minum teh manis.... Saya disini membeli tenunan khas Toraja, dan melihat banyaknya kain tenun yang indah indah. Yang harganya jutaan juga ada. wahh... Setelah beristirahat dan mengobrol banyak dengan pemilik dan guide saya, kami pun beranjak pergi ke lokasi yang paling terkenal itu yang bernama Kete Kesu.
Traditional weaving shop
Nama kete kesu adalah nama dua orang bersaudara yaitu si Kete dan si Kesu. Mereka membuat rumah adat masing masing dan sampai sekarang keturunannya masih memelihara tempat ini.
Disini banyak Tongkonan berderet. Kami juga dipersilahkan masuk ke dalam. Tongkonan terdiri dari 3 ruangan ruangan belakang, tengah dan depan. Jadi, misalnya bila ada orangtua yang sudah meninggal dan belum diadakan pesta adat, maka jenajah tersebut akan diletakkan di ruang belakang. wahhh... tapi dengan menggunakan ramuan ramuan, tidak akan ada bau. Begitu penjelasannya...
Di salah satu Tongkonan juga ada museum nya. Berjalan ke belakang, maka akan ditemukan deretan kuburan para leluhur dan keturunan dari desa ini, berupa kubur yang sudah dibuat sendiri dari batu dan terkesan besar dan mewah. Dan akhirnya ketemu lagi dengan gua gua yang didalamnya banyak diletakkan peti peti mati. Bahkan banyak peti yang sudah hancur dan tulang belulang yang berserakan. Banyak juga patung patung kayu yang diukir menyerupai orang orang yang sudah meninggal tersebut. Memang benar kata Pak Usman guide saya, Toraja tidak membutuhkan banyak lahan pemakaman karena tiap dinasti keluarga tau bagaimana cara mengurus jenazah keluarganya. Karena hujan. kami banyak bercerita panjang lebar dengan Pak Usman di Kete Kesu ini dan membandingkan dengan adat saya sebagai orang Batak. Cukup banyak kemiripan memang. Makanya tadi siang ketika saya dikenalkan Pak Usman ke temannya orang Toraja, beliau mengatakan kepada saya "Solata" yang artinya kita sama atau bisa diartikan kita saudara. Dari rumah adat, penggunaan warna, upacara adat bagaimana menghormati dan menghargai orang tua, ada kemiripan. Pantesan ada yang mengatakan bahwa Batak dan Toraja dikatakan satu garis keturunan walau belum ada bukti yang benar benar jelas.
Kete Kesu
Setelah sore menjelang, kami pun kembali ke pusat kota. Saya mentraktir makan Pak Usman di salah satu rumah makan islam dipusat kota karena Pak Usman beragama Islam. Perjalanan kami pun diakhiri di rumah makan ini. Sebenarnya ada banyak lokasi lain yang bisa dilihat, seperti pemakaman bayi yang ada di pohon, lokasi puncak  batutumonga, dan lain lain. tapi untuk perjalanan satu hari, lokasi diatas plus melihat acara adatnya sudah cukup untuk mengenal budaya Toraja

Ternyata Pak Usman juga guide untuk orang asing. Pak Usman menguasai Bahasa Inggris dan Bahasa Italia dengan sangat baik. Beliau sangat banyak menjelaskan budaya Toraja dari A sampai Z. Sehingga perjalanan kita tidak hanya sekedar melihat lokasi makam, tetapi juga belajar budaya dan latar belakang kehidupan Toraja.  Jika kamu ingin pergi ke Toraja dan membutuhkan guide, hubungi Pak Usman di  085255181617. Beliau juga dapat sekalian mengurus kendaraan ataupun penginapan yang dibutuhkan. Orangnya ramah dan sangat baik. Saya beruntung bertemu dengan beliau.
Menurut info yang saya dapat dari Pak Usman, tanggal 10 Juni 2013 nanti akan ada Pesta Rambu Solo. Hanya guide seperti Pak Usmanlah yang tau dimana lokasinya. Kurang lengkap rasanya memang bila ke Toraja bila tidak melihat acara adat seperti ini.
Pak Usman (+62 852 5518 1617) dan saya
Setelah itu Pak Usman pamit pulang. Saya membeli tiket Bintang Prima kembali ke Makassar yang akan berangkat jam 9 malam. Saya juga ke pasar disekitar situ untuk membeli beberapa makanan khas Tana Toraja. Sebelumnya saya mencicipi bakso babi dan rawon babi di rumah makan yang banyak bertebaran di jalan tersebut. Saya mengamati tugu tongkonan di bundaran jalan tersebut. Entah kenapa saya terkhayal dan merasa kota kecil ini mirip dengan kota kecil di Tapanuli Utara, sumatera utara, yang bernama Tarutung. Udaranya yang sejuk, dan suasananya sangat nyaman bagi saya. Kita memang saudara....

bersambung...
Bundaran Kota Rantepao

If you want to travel to Tana Toraja and need a guide, you can contact Mr. Usman. His phone number is +62 852 5518 1617.
Mr. Usman can speak English and Italian very well.
He will organize your trip plans, it can even take care of your transportation and lodging.
Mr. Usman knows Tana Toraja culture very well and can explain the details to you. He is also one who likes to joke.
Based on His information, Rambu Solo party, traditional party of death, in the near future will be held on June 10, 2013. Of Course, only Mr. Usman or another guide who knows the location of the event.
Please contact Mr. Usman and negotiate about the price.
When you use the services of Mr. Usman, please tell my greetings to him from Alexander, Bataknese from Jakarta :)

Thursday, May 16, 2013

Perjalanan ke Makassar (TN Bantimurung, Losari dan sekitarnya), Tana Toraja, dan Tanjung Bira (1)

Perjalanan wisata/travelling saya kali ini mengunjungi beberapa daerah di Sulawesi Selatan. Saya akan menceritakan perjalanan saya dari Jakarta menuju Makassar, mengunjungi Taman Nasional Bantimurung, kemudian ke Tana Toraja, kemudian kembali ke Makassar mengunjungi Pantai Losari, Benteng Fort Rotterdam, Benteng Somba Opu, dan setelah itu mengunjungi Pantai Tanjung Bira yang mempesona, kemudian kembali lagi ke Makassar.

Untuk halaman ini, saya akan menceritakan keindahan Taman Nasional Bantimurung.

Perjalanan saya dimulai dari Jakarta menuju Bandara Hasanuddin. Penerbangan memakan waktu 2 jam 20 menit ditambah perbedaan waktu 1 jam lebih lama di Makassar. Penerbangan dimulai pukul  7 WIB pagi menggunakan pesawat citilink, tiba di Makassar pukul 10.20 WITA. Saya mendapat tiket promo dengan harga 178 ribu untuk sekali penerbangan ini.

Begitu tiba di Bandara Sultan Hasanuddin, saya cukup takjub melihat keindahan Bandara ini. Bandaranya cukup besar dan megah serta indah. Menurut saya Bandara ini jauh lebih indah dibanding Bandara Soekarno Hatta khususnya Terminal 1 dan 2. Namun dari bandara menuju ke jalan besar tempat angkutan umum lalu lalang, itu cukup jauh. Mungkin ada sekitar 4 km sehingga tidak cocok jalan kaki. Saya memanfaatkan jasa ojek sepeda motor yang memasang tarif rp. 15.000.
Di bandara juga tersedia Bis Damri yang menuju pusat kota Makassar Lapangan karebosi (dekat pantai Losari). Selain itu tersedia cukup banyak taksi di bandara ini. Tapi saya perhatikan, Taksi Blue Bird belum ada di Makassar.
Bandara Sultan Hasanuddin
Setelah saya diturunkan oleh ojek, saya langsung menggunakan angkutan umum berupa minibus yang di makassar disebut Pete-Pete. dari gerbang Bandara tersebut saya menuju Pasar Maros membayar ongkos sekitar 3 ribu. Di Pasar Maros saya berganti Pete-Pete menuju bantimurung. Bilang saja sama sopirnya pingin masuk ke Taman nasional Bantimurung. Karena dari Pintu Gerbang Bantimurung ke pintu loket didalam itu ada sekitar 1-2 km. Saya membayar rp.5000.

Tiket masuk untuk wisatawan domestik di TN Bantimurung adalah rp.15.000. Ternyata di dalam TN Bantimurung ini terdapat air terjun Bantimurung, beberapa gua gua, dan juga tempat penangkaran kupu kupu. Tempat ini luas dan sejuk. Adanya aliran sungai dan air terjun, pohon pohon, dan dikelilingi pebukitan dan karst, membuat suasananya sangat teduh dan sejuk. Untuk menikmati hampir semua yang ada disini saya pikir butuh waktu 3-4 jam.

Saya tiba di pintu loket pukul 12.00 siang.
Memasuki kawasan tersebut, akan ada guidet yang menawarkan jasa untuk berkeliling atau mendampingi masuk ke gua gua. Tapi tak perlu terburu buru. Nikmati saja dulu keindahan dan keanekaragaman hayati yang ada di Taman Nasional Bantimurung ini.
 
Loket masuk TN Bantimurung dan penjual cinderamata
Saya jalan saja terus ke dalam dan langsung bertemu dengan aliran sungai dan air terjun Bantimurung. Air terjun ini airnya sangat deras. Kita bisa mandi atau bermain air di aliran sungai tersebut. Menurut info dari petugas disana, bila musim kemarau dimana akan banyak kupu kupu, banyak kupu kupu akan beterbangan di permukaan air di sungai tersebut di dekat air terjun. Sangat mengesankan.
Air Terjun Bantimurung
 Disamping aliran sungai dan air terjun ini, terdapat anak tangga dan jalan setapak. Saya jalani terus, Saya temukan papan petunjuk arah menuju Gua Batu dan Danau Kassi Kebo. Jaraknya sekitar 800 meter setelah air terjun ini. Di perjalanan menuju gua ini, kita akan banyak bertemu dengan kupu kupu yang melintas. Selain berjalan di tepian sungai, kita akan menikmati pohon pohon yang lebat dan juga melihat bukit bebatuan dari kejauhan.
Jalan setapak menuju gua batu
Sesampai di ujung dekat pintu gua, akan ada kios yang menyewakan jasa peminjaman senter dan guide untuk membimbing masuk ke dalam gua. Saya hanya menyewa senter saja seharga Rp.20.000,-. Saya tidak menyewa guide. Ternyata kondisi di dalam gua sangat gelap. Pada saat itu juga hanya saya pengunjung yang memasuki gua tersebut, tidak ada yang lain. Saya masuk saja sekaligus uji nyali. Suara air menetes dari langit langit gua dan suara kelelawar yang terkadang menjerit memberikan kesan yang sedikit menyeramkan. Tapi saya jalani saja terus. Ternyata panjangnya hanya sekitar 50 meteran. Di dalam gua ini terdapat beberapa batuan stalagtit dan stalagmit tetapi tidak terlalu banyak. 
Gua Batu

Kemudian saya pun keluar dari gua tersebut. Nah di depan gua ini ada danau Kassi Kebo sebagai sumber air yang keluar mengaliri sungai dan akhirnya airnya jatuh di air terjun Bantimurung di bawah. Namun pada saat itu, saya hanya bisa lihat danaunya dari jarak yang agak jauh karena gerbangnya sengaja dikunci. Hal ini diakibatkan airnya meluap akibat hujan beberapa hari ini yang terus turun. Bila tidak hujan, maka air nya akan berwarna hijau. Ada juga pasir di tepiannya walau tidak terlalu banyak. Karena pernah ada korban jiwa di danau dan aliran sungai ini ketika airnya meluap, hal ini menyebabkan lokasinya diberi pagar. Sehingga orang yang ingin mandi atau bermain air hanya bisa di bawah air terjun. Namun saya kurang tau bagaimana kondisinya bila di musim kemarau dimana air tidak terlalu deras. 
Danau Kassi Kebo
Setelah selesai melihat tempat tersebut, saya kembali lagi ke bawah melalui jalan setapak dan turunan tangga yang sama. Saya kembali menikmati keindahan jatuhnya air di air terjun Bantimurung.
Kemudian saya mencoba untuk menelusuri Gua Mimpi. Namun untuk masuk, kita diharuskan untuk menyewa guide. Panjang gua ini sekitar 1-2 km.
Karena saya penasaran, saya pun menuju gua ini. Ternyata kita harus jauh naik ke atas bukit dulu. Perjalanan sekitar 30 menit naik ke atas bukit menuju pintu gua mimpi sudah cukup melelahkan. Saya diikuti oleh seorang guide di belakang saya. Awalnya saya bertanya berapa harga untuk mendampingi saya berjalan di dalam guide. Dia menawarkan harga Rp.200.000,-. waow... sangat mahal. Saya kemudian menjawab, saya hanya melihat mulut gua nya saja bagaimana. Di perjalanan akan ada monyet monyet berkeliaran di atas pohon, karena lokasi ini masih seperti hutan. 
Jalan menuju Gua Mimpi
Sesampai di mulut gua mimpi, saya pun memotret pintu mulut gua. Karena saya juga penasaran ingin masuk, terjadilah tawar menawar dengan guide. Akhirnya biaya guide menjadi 50 ribu ditambah dengan saya menyewa senter dari guide tersebut sebesar rp.25.000,-. Total 75 ribu. Guide ini juga menjadi tukang foto kita di dalam gua. Dia sudah mengetahui lokasi tempat yang baik untuk berfoto.
Didalam gua ini sangat banyak stalagtit dan stalagmit yang sangat bagus. Bentuknya bermacam macam menyerupai benda benda bermacam macam. Saya sangat mengagumi keindahannya. Didalam gua ini juga tidak terlalu banyak kelelawar. Sebenarnya di dalam gua ini ada jembatan kayu, namun kondisinya sudah sangat jelek. Ternyata jembatan ini dibuat tahun 1986 ketika pembukaan Taman Nasional ini. Sekarang sudah sangat banyak kerusakan dan hampir hancur. Dibeberapa tempat akan banyak genangan air berasal dari tetesan air dari bebatuan di langit langit gua. Ada juga lokasi di mana terdapat banyak jangkrik dan ada bau yang khas yang menurut guidenya berasal dari kotoran jangkrik tersebut.
Setelah berjalan di dalam gua kurang lebih satu jam, akhirnya dari kejauhan terlihat seberkas cahaya. Artinya pintu keluar gua sudalh kelihatan. Ketika keluar, ternyata kami keluar di hutan. Dan posisi kami ada di atas bukit. Artinya harus menuruti bukit untuk kembali ke pintu masuk TN Bantimurung. Di beberapa lokasi terdapat turunan turunan yang terjal. Setelah menuruni bukit sekitar 20 menitan, ternyata kami keluar ke jalan raya di luar dari TN Bantimurung. Dengan didampingi guide saya kembali masuk dari pintu loket tanpa membayar karena keluar dari gua. Setelah itu saya membersihkan diri di air terjun Bantimurung sambil beristirahat. Nikmat sekali.
Gua Mimpi
Setelah itu saya menuju museum kupu kupu di bagian penangkaran kupu kupu. Untuk memasuki museum kupu kupu harus membayar biaya retribusi sebesar Rp.5.000,-. Museum ini tidak besar, didalamnya dipajang berbagai macam kupu kupu yang dikeraskan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan juga dari negara lain. 
Museum Kupu kupu

Tempat penangkaran kupu kupu
Kemudian di dekat museum ini ada lokasi penangkaran kupu kupu. Tapi ketika masuk ke kandang kupu kupu ini, saya hanya mendapatkan beberapa kupu kupu saja. Ukuran kupu kupunya cukup besar. Kemudian saya berbicara dengan Bapak yang menjaga museum dan tempat penangkaran kupu kupu ini. Beliau berkata kupu kupu saat ini sedikit karena lagi musim hujan. Bila musim kemarau kupu kupu akan berkembang biak dan menjadi banyak. Yang saya cukup sedih mendengarnya adalah, untuk pertama kalinya sekitar awal tahun 2013, lokasi ini kebanjiran. Cukup aneh hutan mengalami kebanjiran. Bisa saja ini disebabkan penggundulan hutan di daerah hulu. Bila hal ini terjadi, kupu kupu akan pergi dari tempat ini. Padahal dulu di tahun 80an sangat banyak kupu kupu disini. Setelah berbicara panjang lebar, saya pun permisi pulang.
Di lokasi ini juga ada lokasi yang disebut Kolam Jamala. Airnya keluar dari bebatuan dari dalam lubang gua yang kecil dan airnya mengalir ke sungai.
Kolam Jamala
Akhirnya saya keluar dari lokasi ini dan singgah dulu di lokasi tempat penjualan cindera mata yang banyak berderet di dekat loket masuk. Saya membeli sebuah kaos dan tentu saja gantungan kunci kupu kupu. Sangat banyak cindera mata berupa hiasan kupu kupu disini. Nah, untuk keluar dari TN Bantimurung ini, saya harus naik pete pete. Namun karena sopirnya tidur karena ga ada sewa, sementara jarak dari loket ini ke jalan raya sekitar 1-2 km, saya nekat saja meminta tolong pegawai PNS Taman Nasional ini. hehehe... Berhubung waktu sudah jam 4 sore, ada beberapa pegawai yang naik sepeda motor, dan saya pun langsung menyetop salah satu Bapak PNS yang menaiki motor, dan meminta tolong tumpangan sampai ke jalan raya tepat di gerbang masuk awal TN Bantimurung. Dan Bapak tersebut dengan ramah memberi tumpangan kepada saya. Terima kasih Bapak... :)

Gerbang awal masuk TN Bantimurung
Sampai di Jalan raya pintu masuk TN Bantimurung, saya menyetop pete pete yang tujuannya ke Pasar Maros. Saya membayar Rp.3000,-. Karena saya ingin menuju Toraja, dari Pasar Maros saya ambil lagi pete pete menuju jalan perintis kemerdekaan tempat pool bus Bintang Prima menuju Toraja. Sebelum ke perintis kemerdekaan, pete pete ini akan kembali melewati gerbang masuk bandara Hasanuddin.

bersambung


Sunday, May 5, 2013

Cara memperpanjang STNK kendaraan bermotor

STNK kendaraan bermotor harus diperpanjang setiap 5 tahun dan sepeda motor saya sudah harus diperpanjang STNKnya. Saya pun pergi ke kantor Samsat Jakarta Timur di Jalan Ahmad Yani.
Saya mencoba mengurus sendiri dan ternyata pengurusannya tidak sulit. Hanya memakan waktu sekitar 2 jam. Itupun karena kebanyakan menunggu antrian. Masih banyak juga calo yang beredar dan menawarkan jasa disana.

Nah, hal pertama yang perlu dibawa adalah syarat syaratnya. Pertama, bawalah BPKB, STNK, dan KTP asli anda, dan satu lagi, PULPEN.
Begitu sampai di kantor samsat pukul 08.30 pagi, saya langsung ke lokasi TES FISIK. cari saja petunjuk dimana lokasi tes fisik. Karena kondisi masih sepi, hanya ada sekitar 3 motor di depan saya, tidak ada pengambilan formulir. Saya langsung parkir motor didekat petugasnya, dan petugas langsung mencari nomor rangka mesin motor saya. setelah itu digesek di kertas arsiran, dan ditempelkan ke formulir yang sudah disediakan oleh petugas cek fisik tersebut. Kemudian saya diminta uang seikhlasnya :) saya beri Rp.5.000,-.
Sepintas saya baca formulir tersebut berisikan juga kolom kolom penilaian terhadap kondisi kendaraan bermotor, seperti lampu, rem, spedometer, spion, dan lainnya. Tapi petugas hanya memberi ok semuanya dan hanya mengecek nomor rangka kendaraan. hmmm...

Selanjutnya formulir yang sudah diisi itu diberikan kesaya dan diarahkan untuk ke loket no.4, lokasinya disamping area tes fisik. Nah, sebelum saya ke loket no. 4 tersebut, saya parkirkan dulu motor saya di area parkiran. Setelah itu, saya pergi ke tempat fotokopi di area tersebut. Saya sengaja fotokopi disana saja, agar sekalian mereka merapikan berkasnya, karena mereka sudah lebih paham. Yang difotokopi adalah ktp, bpkp dan stnk saya, kemudian hasil fotokopi itu dijadikan satu berkas dengan ktp asli dan stnk asli saya, Biaya fotokopi adalah Rp. 2000,-
Setelah selesai membereskan berkas tersebut, saya pergi ke loket no. 4 dan memberikan segala berkas tersebut. Petugas menerimanya dan mengatakan silahkan duduk, nanti namanya akan dipanggil. Setelah menunggu sekitar 20 menit, akhirnya nama saya dipanggil. Berkas kembali diberikan kepada saya. Disini, gratis, tanpa pungutan :)

Setelah dari loket no.4, saya pergi ke gedung utama, untuk melakukan pembayaran pajak tahunan (Pajak Daerah atau disingkat SKPD PKB), di lantai dasar/satu. Pertama masuk ke gedung tersebut, langsung menuju meja tempat pengambilan formulir. Petugas akan memberikan formulir tersebut (gratis), dan kita harus mengisi formulir tersebut sesuai dengan data pribadi dan data kendaraan bermotor. Disinilah kegunaan PULPEN tersebut :) Di meja tempat banyak orang mengisi formulir, ada juga ditempelkan contoh formulir yang sudah diisi. Tinggal mengikuti saja. Gampang.

Setelah selesai mengisi formulir, langsung menuju loket 1, masih di lantai yang sama. Di loket 1 tersebut memberikan berkas yang tadi sudah difotokopi termasuk formulir tes fisiknya ditambah formulir yang baru kita isikan. Nanti kita akan diberikan nomor antrian. Setelah menunggu sekitar 15 menit, nomor antrian saya disebutkan di loket no.2. Saya bergegas ke loket no.2, posisinya tepat disamping loket no.1. Di loket no.2, saya diberikan dua lembar kuitansi berisi jumlah uang yang harus dibayarkan. Setelah itu langsung ke loket no.3, yang posisinya tepat disamping loket no.2.
Di loket no.3 ini adalah kasir, langsung saja berikan lembaran kuitansi yang diterima dari loket no.2 beserta jumlah uang yang harus dibayarkan. Kalau bisa uang pas saja, untuk menghindari tidak adanya uang kecil kembalian. Karena saya sudah mempersiapakan uang dari nominal terkecil sampai terbesar, jadinya saya membayar dengan uang yang sangat pas Rp. 256.000,- hehehe... (biaya ini adalah untuk pembayaran pajak tahunan ditambah dengan pajak stnk 5 tahunan). Setelah membayar dari loket 3, kuitansi tersebut akan dicap oleh mereka. Setelah itu kita harus menunggu nama kita disebutkan di loket 4. Disini yang menunggu agak lama. Saya menunggu sekitar 45 menit. Hal ini disebabkan memang sudah banyak orang yang mengantri. Lokasi loket no 4 ini, tepat disamping loket no.3.
Setelah nama kita dipanggil di loket no.4 ini, kita berikan kepada petugas bukti lembaran kuitansi yang sudah dicap tersebut, dan kita akan diberikan lembaran STNK yang baru dan lembaran Surat Ketetapan Pajak Daerah PKB yang baru beserta sampulnya, beserta selembar kuitansi bukti pembayaran tersebut... Yeah, berarti perpanjangan STNK dan pembayaran pajak sudah selesai.
Nah terkadang, khusus untuk perpanjang stnk 5 tahunan, petugas akan mengatakan untuk sementara hanya diberikan surat SKPD PKB nya, sementara STNK yang 5 tahunan belum bisa diberikan, karena berkas berkas masih dicari. Petugas akan meminta nomor handphone kita dan mengatakan akan dihubungi bila STNK nya sudah selesai, waktu dihubungi maksimal sampai 6 bulan ke depan. Tapi ga usah takut, karena di Surat SKPD PKB yang diberikan pada kita, diberikan cap yang bertuliskan "SKPD ini berlaku juga sebagai STNK", dan ditandatangani

Tinggal satu lagi, mengambil plat nomor yang baru. Gedung tempat pengambilan plat nomor kendaraan bermotor ini berada disamping lokasi tes fisik kendaraan. Untuk memastikan, tanya saja petugas yang ada di lokasi tes fisik dimana tempat pengambilan plat nomor kendaraan. Disana serahkan kuitansi bukti pembayaran atau tunjukkan stnk yang baru. Kemudian menunggu sekitar 5-10 menit, nama kita dipanggil dan diberikan plat nomor kendaraan yang baru. Gratis, tidak ada biaya tambahan :) Oh ya, cat plat nomor kendaraan ini masih belum benar benar kering sehingga harus hati hati memegangnya, lebih bagus kalau membawa plastik dari rumah.
Setelah semuanya selesai saya langsung balik ke parkiran. Ternyata tempat parkir kendaraan bermotor yang lokasinya dekat pembayaran pajak drive through tersebut gratisss. Memang ada petugas di gerbang yang memegang megang uang, tapi tidak ada paksaan untuk membayar. Tapi tetap saja saya bayar Rp.1000,- ke mbak petugas yang menjaganya.

Selesai sudah saya memperpanjang STNK 5 tahunan. Saya pikir, tak perlulah menggunakan calo bila sudah sampai di kantor samsat. Dan menurut saya pelayanan Samsat saat ini sudah lebih baik.

NB Saya mendapat link dari blog lain bahwa kita bisa mengecek jumlah biaya untuk pembayaran SKPD PKB kita melalui http://samsat-pkb.jakarta.go.id/INFO_PKB/ 
Pengecekan biaya PKB ini khusus untuk plat nomor jakarta. Tapi ini hanya biaya PKB, sementara di surat SKPD PKB dan SWDKLLJ yang kita terima ada biaya PKB dan SWDKLLJ (ga tau apa kepanjangannya).